Macam-Macam Kertas

Minggu, Februari 10, 2013 7 komentar

dari beberapa kali penelusuran, dari blog ke blog, dari web ke web, dari media ke media informasi dan teman ke teman, dll. akhirnya kita menemukan beberapa macam kertas dan karton, perbedaannya hanya terletak pada gramaturnya saja, ya bisa dibilang lumayan banyak sih, sekitar 50an lebih, tapi ya cukup lah, kita kan juga manusia yang memiliki keterbatasan :)
nah langsung aja check this out sob :D

Jenis-Jenis Kertas

1. HVS



2. HVO


3. Bufallo


4. Art Paper
5. Tulip Paper
6. Metalized Gold
7. Papir


8. Oil Blothing


9. Conquerror





10. Glossy Paper


11. MG
12. NCR Bottom


13. Crepe


14. Cassablanca
15. Matt Paper



16. Sticker HVS



17. Rampai Paper
18. Tissu



19. Jasmine Paper



20. Karbon paper



21. Zeta Paper


22. Samsons Paper


23. Samsons Kraft Paper


24. Bottom Paper
25. Kashmire Paper
26. Hawaii Paper
27. TIK



28. Kalkir



29. Linen



30. Linen Jepang


31. Linen Holland
32. Semboja



33. OCC Craft Paper



34. Concord


35. Koran


36. Amalia Paper
37. Kantong teh



38. Rampai Carton
39. Semboja Carton
40. Jasmine Silver
41. Jasmine Gold
42. Jasmine Diamon
43. Mohawk Photopaper
44. Mohawk Felt
45. Duplex



46. Ivory



47. Mohawk White Creme
48. Omega
49. Mohawk Eco Creme
50. Glossy Photopaper
51. BW Paper


52. Flamingo Paper
53. Ink Jet Paper
54. Grandy Paper



55. Grandy Carton
56. Lora Paper
57. Emboss Line Paper


58. Vhynil Paper



59. Chromo Paper


60. BC Paper

Cukup sekian dari kita sob, sebenernya masih banyak lagi karena pembuatan kertas berdasarkan jenisnya tidak ada standar ukuran yang ditentukan (kecuali untuk kertas-kertas yang sudah berstandar), jadi setiap perusahaan juga akan memproduksi jenis-jenis kertas yang berbeda dan dengan nama yang berbeda pula.
Don't Forget to say Thank's :)

Mesin Potong Kertas (Part 1)

1 komentar

ekhmm... pada kesempatan yang sangat langka dan kondisi yang sangat mepet admin akan mencoba, berusaha dan berjuang keras buat sharing tentang mesin potong atau yang bahasa sundanya tuh Cutting Machine sob :)
okeh, jadi gini ceritanya sob, pernah lihat mesin potong kan? yang biasanya ada di ruko-ruko jasa fotocopian, nah itu bentuk sederhananya, cara kerjanya emang begitu, namun mesin potong yang akan kita bahas disini yaitu mesin potong automatic sob. bagi sobat grafika yang mau download pdfnya via ziddu, silahkan download di sini --> iWowcrew


pengertian dari mesin potong itu sendiri (Cutting Machine) adalah mesin yang digunakan untuk memotong kertas, entah itu pada bagian awal penentuan ukuran kertas sebelum pencetakan ataupun setelah pencetakan dengan tujuan merapihkan sisi kertas guna dilanjutkan kepada bagian penjilidan ataupun proses Post Press lainnya.

sejarah dari mesin potong yaitu Sekitar tahun 1800 mulai digunakan mesin potong kertas yang kerjanya menyerupai ketam. Ada juga yang menggunakan pisau bulat yang berputar seperti gergaji. Mesin potong yang berbentuk seperti mesin potong masa kini diketemukan oleh Guillaume Massiquot dari Perancis. Mesin ini diilhami dari quillotine yang di Perancis digunakan untuk hukuman pancung.
Tahun 1837 Thirault dari Perancis membuat mesin potong dengan pisau yang tidak bergerak, tetapi lapak (meja kertas) bergerak ke atas.
Sekitar tahun 1840 dan 1850 mulailah berkembang dari bentuk kacip dan radeer yang dibuat dari kayu. Tahun 1859 Karl Krause, untuk pertama kali mulai membuat mesin potong yang seluruhnya dari besi. Mesin ini terdiri dari tiga ukuran. Untuk pertama kali mesin potong menggunakan tekanan secara mekanis dibuat oleh Karls Krause dengan diberi nama “RAPID”. Mesin ini mempunyai pendorong yang digerakkan oleh pita baja dengan diberi skala ukuran.
Dengan dasar mesin ini, terciptalah mesin-mesin yang ada seperti sekarang dan banyak digunakan.

Bagian-bagian mesin potong kertas Bagian dari mesin potong yang sangat penting adalah pisau potongnya sendiri, penunjuk ukuran dan landasan dengan penepatnya yang siku-siku. Ketiga unsur tersebut sangat menentukan mutu dari hasil potongan kertas. Bagian-bagian meson potong :
1. Pisau Potong, yaiyalah namanya juga mesin potong ==a
2. bantalan Pisau Potong (tepat berada dibagian bawah pisau potong)
3. Penunjuk batas potongan
4. Penekan
5. Meja Potong
6. BOla Tekanan udara
7. Pengaman
8. Panel Program
pada PDF yang kalian download terdapat pengertian dari tiap bagian dan bentuk dari bagian-bagian mesin potong itu sendiri

Don't Forget to say Thank's :)

Sejarah Kertas

Sabtu, Februari 09, 2013 0 komentar

hay sobat grafika :)
harus tetap semangat yah menjalani aktivitas keseharian. Tentu sobat tau kan KERTAS itu apa? yap betul, lembaran tipis yang biasanya berwarna putih yang digunakan untuk proses cetak atau tulis. Nah, pada kesempatan yang langka ini kita pengen ngelejasin ke sobat grafik nih, tentang pengertian kertas dan sejarahnya nih secara mendetail
(Dikutip Dari beberapa sumber : Casey and James, Elderd Nelson, Kuphan Helmut dalam bukunya Handbook Print and media, Muchtar Efnyta dan Muryeti, Wilson Laurance)
silahkan disimak ya sob.


1. Pengertian Kertas
   Definisi Kertas secara umum, kertas adalah bahan hasil kempaan berupa lembaran-lembaran tipis yang terbuat dari serat selulosa yang ditambahkan bahan penolong guna mendapatkan sifat kertas sesuai dengan fungsi dan kegunaanya. secara khusus, kertas adalah kumpulan serat-serat kayu yang didominasi oleh serat selulosa yang tidak beraturan yang dikempa dengan sebelumnya melewati proses pencampuran dengan bahan-bahan tertentu yang bertujuan untuk mendapatkan sifat kertas yang diinginkan.

2. Sejarah Kertas



   Pada zaman Mesir kuno, tepatnya 4000 Sebelum Masehi, manusia menggunakan papyrus sebagai media untuk menulis. Papyrus sendiri adalah tanaman yang tumbuh didaerah tepian sungai Nil, dan cara pembuatannya menjadi lembaran untuk menulis pun tergolong sederhana.
   Karena berkembangnya peradaban, penggunaan papyrus sebagai media tulis akhirnya menyebar sampai ke romawi, maka dari itu di dunia dikenal lah dengan sebutan Paper (Inggris), Papier (Belanda) dan Papel (Spanyol) yang memiliki arti yang sama yaitu Kertas.
   Semakin berkembangnya teknologi dan peradaban, media tulis bukan lagi menggunakan papyrus, ini disebabkan mahalnya harga papyrus dan karena ditemukannya proses pembuatan kertas yang lebih baik. tepatnya 106 SM Tsai Lun yang berasal dari Cina telah menyumbangkan teknologi pembuatan kertas yang jauh lebih canggih lagi, ia menggunakan bahan bambu yang dapat dengan mudah ditemukan didaratan cina hingga akhirnya kertas dengan bahan bambu tersebut tersebar hingga ke Dataran Timur (Jepang, Korea, dll).
   Pada Akhirnya teknik permbuatan kertas ini jatuh ke tangan Bani Abbasyiah setelah kalahnya pasukan Dinasti Tang dalam pertempuran yang terjadi di tahun 751 Masehi dimana para tawanan perang mengajarkan teknik pembuatan kertas kepada orang-orang Bani Abbasyiah, semakin lama berkembanglah pabrik-pabrik kertas di kota-kota baghdad dan menjamur hingga italia hingga akhirnya menyebar ke eropa setelah perang salib.
   Setelah itupun masih banyak peristiwa penyebaran teknik pembuatan kertas hingga ke seluruh dunia, dan hingga saat ini manusia terus mengembangkan kertas dengan berbagai teknik pembuatan dan bahan pembuat kertas, yang lebih mengagumkan, sekarang sudah dikenal dengan kertas Yupo, kertas yang dibuat TIDAK dengan bahan serat selulosa alami ini menggunakan bahan serat yang disintesiskan, perbedaanya terlihat sekali dimana kertas yupo tidak membutuhkan kayu sebagai bahan utamanya, kelebihan dari kertas yupo ini adalah tidak mudah sobek dan berbagai keuntungan lainnya, disamping itu kertas yupo yang masih tergolong mahal membaut penggunaan kertas ini masih sedikit di indonesia.



ternyata kertas yang menurut kita tidak terlalu rumit itu memiliki perjalanan yang panjang ya sob, bukan hanya itu pembuatan kertas pun juga sangat rumit, karena harus memahami aspek-aspek seperti dampak terhadap lingkungan karena faktanya bahan pembuat kertas adalah kayu yang mengandung serat selulosa.
sedikit cerita mengenai serat selulosa, serat ini adalah salah satu bahan pembentuk kayu, lebih dari 50% kayu mengandung serat selulosa, sisanya adalah serat hemi-selulosa, lignin dan bahan-bahan pembentuk kayu lainnya. kemungkinan alasan kenapa industri menggunakan serat selulosa adalah karena mampu memenuhi syarat-syarat sebagai bahan pembuatan kertas (fleksibel, mudah didapatkan, ekonomis, berlimpah dan mudah diperbaharui).

Nah, mungkin kita sudah terlalu jauh yah bercerita tentang serat selulosa, namun itu hanya sebagian kecil dari kutipan tentang serat selulosa, terima kasih sudah menyimak ya sob.
akhir kata, wassalamu'alaikum and don't forget to say thanks :)

Sejarah Grafika Di Indonesia

Kamis, Februari 07, 2013 0 komentar


Hay :) bagi anda sobat grafika tentu tahu kan sejarah dunia kegrafikaan atau printing history di dunia? sedikit cerita kalau sejarah percetakan berawal dari seorang pendeta yang ingin memperbanyak injil, maka dibuatlah alat untuk mencetak huruf demi huruf menggunakan teknik cetak tinggi (dahulu mereka belum mengetahui klasifikasi teknik cetak sob :D).



nah sekarang admin mau share gimana sih sejarah perkembangan dunia grafika di indonesia~
oia, mungkin sebelumnya admin mau menyapa dulu nih teman-teman sobat mahasiswa yang mungkin akan segera bergabung di jurusan tercinta kita Teknik Grafika dan Penerbitan :)
Tanpa berbasa-basi lagi, Check this out sob~ sekalian bawa pulang juga PDFnya sob :) Download disini via Ziddu --> iWowCrew

1. Sejarah Grafika di Indonesia




Pada akhir dekade 70an, di Indonesia terdapat sekitar 1.700 perusahaan percetakan. Demikian catatan keanggotaan Persatuan Perusahaan Grafika Indonesia (PPGI) yang sempat dikutip Eduard Kimman dalam tesisnya, yang dibukukan tahun 1981. Dengan pertimbangan banyaknya percetakan kecil yang tidak terdaftar di PPGI, Eduard memerkirakan pada saat itu ada sekitar 15.000 percetakan di Indonesua. Kini? Ketua PPGI, Fauzi Lubis, menyebutkan bahwa anggota PPGI ada sekitar 6.000. jumlah sesungguhnya? Pasti jauh lebih besar, tapi tidak ada yang mencatat rapih - tidak Percetakan Negara, tidak juga PPGI. Yang jelas, dunia percetakan adalah bisnis yang sangat berkembang pesat. Selepas tahun 1949, para penerbit pribumi mengeluhkan bahwa di Jakarta hanya terdapat dua percetakan yang dimiliki orang Indonesia asli, selebihnya milik warga Belanda, tahun 1950, terjadi perubahan drastis. Jumlah percetakan milik pribumi di Ibukota meningkat menjadi 23, beda 1 angka di belakang Belanda (yang memiliki 24 percetakan), sementara warga Tionghoa memiliki nyaris 4 kali lipat (86 percetakan). Sehabis itu, jumlah percetakan di Indonesia terus meningkat hingga kini. Dibawa Oleh BELANDA Hadirnya percetakan di Indonesia bermula dari kedatangan Belanda (tibda tahun 1596) dan erat hubungannya dengan VOC. Tahun 1624, misionaris Gereja Protestan Belanda memperkenalkan percetakan di Hindia Belanda dengan membeli sebuah mesin cetak dari Belanda untuk menerbitkan literatur Kristen dalam bahasa daerah, sehubungan dengan keperluan penginjilan. Tapi mesin cetak itu menganggur, karena tak ada tenaga operator untuk menjalankannnya. Baru pada tahun 1659 (35 tahun kemudian), Kornelis Pijl memprakarsai percetakan dengan memroduksi sebuah Tijtboek, yakni sejenis almanac, atau “buku waktu”. Perkembangan percetakan di Indonesia erat sekali dengan sejarah perjalanan surat kabar. Berikut beberapa catatan waktu perjalanan percetakan di Indonesia.

(1667) Pemerintah pusat berinisiatif mendirikan percetakan dengan memesan alat cetak yang lebih baik, termasuk matriks yang menyediakan berbagai jenis huruf.

(1668) Hendrik Brant mencetak dokumen sebagai produk pertama percetakan pemerintah, yaitu Perjanjian Bongaya antara Laksamana Cornelis Speelman dan Sultan Hassanuddin di Makasar yang ditandatangani 15 Maret 1668. Hendrik Brant pada Agustus 1668 mendapat kontrak mencetak dan menjilid buku atas nama VOC dengan upah 86 dolar yang dibayar dengan cara mencicil. Kontrak berakhir 16 Februari 1671.

(1671) VOC mendatangani kontrak baru dengan Pieter Overtwaver dan tiga pegawai Kompeni lainnya (Hendrick Voskens – punch cutter, Piet Walbergen – type-founder, dan Aernout Kemp – ahli cetak) untuk pervetakan yang bernama Boeckdrucker der Edele Compagnie (pencetak buku kompeni). Kontrak berakhir 1695.

(1677) Dokumen dengan kosa kata Belanda-Melayu pertama kali dicetak.

(1693) Dokumen New Testament dicetak dalam bahasa Portugis.

(1699) Pendeta Andreas Lambertus Loderus mengambil alih Boeckdrucker der Edele Compagnie untuk didayagunakan secara maksimal. Banyak karya penting dalam bahasa Belanda, Melayu dan Latin lahir dari percetakannya. Termasuk sebuah kamus Latin-Belanda-Melayu yang disusun oleh Loderus sendiri.

(1718) Pemerintah pusat mendirikan percetakan sendiri di Kasteel Batavia (kasteel = benteng, Batavia saat itu adalah kota yang dikelilingi benteng) untuk kepentingan mencetak dokumen-dokumen resmi.

(1743) Seminarium Thelogicum di Batavia memperoleh satu unit alat percetakan. Pernah menerbitkan Perjanjian Baru (bagian dari kitab suci Agama Kristen, red) dan beberapa buku doa dalam terjemahan Melayu. Tahun 1755 percetakan tersebut dipaksa bergabung dengan Percetakan Benteng.

(1744) Surat kabar tercetak pertama bernama Batavia Nouvelles lahir dari Percetakan Benteng yang dikelola Jan Erdman Jordens, tepatnya pada 8 Agustus 1744. Hanya terdiri dari selembar kertas berukuran folio, yang kedua halamannya masing-masing berisi 2 kolom. Isinya memuat maklumat pemerintah, iklan dan pengumuman lelang. Pembaca bias mendapatkannya setiap senin dari Jan Abel, perusahaan penjilidan milik Kompeni di Benteng. Sebuah sumber menyebutkan, Koran pada saat itu ditulis tangan.



(1745) Surat kabar Batavia Nouvelles dihentikan penerbitannya (20 Juni 1746) atas permintaan Dewan Direktur VOC kepada Gubernur Jenderal, karena surat kabar yang berorientasi iklan dan berisi informasi tentang kondisi perdagangan di Hindia Belanda dikhawatirkan bias dimanfaatkan oleh pesaing Eropa.

(1761) Mulai diberlakukan peraturan percetakan pertama yakni “Reglement voor de Drukkerijen te Batavia” (Juni 1761) di bawah pemerintahan Gubernur Jenderal A. van der Parra.

(1776) Surat kabar Vendu Niews (VN) diterbitkan oleh L. Dominicus. Ini adalah surat kabar pertama yang bersentuhan dengan orang Indonesia, tiga dasawarsa setelah Bataviase Nouvelles mati. VN merupakan media iklan mingguan, terutama mengenai berita lelang, juga maklumat penjualan sejumlah perkebunan besar dan beberapa iklan perdagangan. Dikenal oleh masyarakat sebagai “soerat lelang”.
(1785) Percetakan Kota dilarang keras mencetak apapun tanpa izin sensor. Penyensoran mulai dilaksanakan di Hindia Belanda pada 1668.

(1809) Surat kabar Vendu Niews menghentikan penerbitan pada masa pemerintahan Jenderal Herman Willem Daendels (1808-1811). Ditahun yang sama, Daendels membeli Percetakan Kota dan menggabungkannya dengan Percetakan Benteng menjadi Landsdrukkerij, yang sekarang bernama Percetakan Negara. Sebelum namanya menjadi Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) pada tahun 1950, Perum PNRI telah mengalami beberapa kali perubahan nama. 1942, namanya Gunseikanbu Inatsu Koja (GIK), 1945 berubah lagi menjadi Percetakan Republik Indonesia (PRI), lalu melalui Peraturan Pemerintah no. 46 Tahun 1991, PNRI menjadi Perusahaan Umum (Perum). Percetakan Negara masih eksis hingga kini.

(1810) 15 Januari 1810 terbit edisi pertama mingguan resmi pemerintah, Bataviasche Koloniale Courant yang diasuh oleh professor (Kehormatan) Ross, pendeta komunitas Belanda di Batavia sejak 1788. Isinya memuat juga iklan, mulai dari tali sepatu hingga budak belian. Penerbitan berhenti 2 Agustus 1811, persis seminggu sebelum Batavia jatuh ke tangan Inggris.




(1812) 29 Februari 1812, pemerintah yang baru (Inggris) menerbitkan Java Government Gazette, mingguan yang sebagian besar berbahasa Inggris, dicetak oleh A.H. Hubbard.

(1831) Muncul surat kabar partikelir pertama. Ini terlambat, mengingat kendalanya adalah kesulitan mendapatkan alat untuk membuat huruf timah. Tapi yang lebih penting dari itu adalah ketiadaan tenaga (kompositor) terampil. Karena itu percetakan misionaris menjadi satu-satunya percetakan non pemerintah yang bergiat dalam cetak-mencetak selama abad ke-18.

(1855) Surat kabar pertama berbahasa Jawa terbit di Surakarta sekali seminggu, namanya Bromartani. Diterbitkan oleh perusahaan kongsi Belanda, Harteveldt & Co.

(1910) Di Jakarta terbit surat kabar nasional yang pertama, Medan Prijaji.



(1921-1922) Pabrik kertas pertama, N.V. Papier Fabriek Padalarang, dibangun di Padalarang dengan kapasitas produksi 9 ton per hari.

(1939-1940) Pabrik kertas kedua dibangun di Jawa Timur, dekat daerah Letjes, Probolinggo, oleh pemilik pabrik yang sama dengan yang di Padalarang.

(1949) Di Jakarta hanya terdapat 2 mesin printing yang dimiliki oleh warga pribumi. Percetakan milik warga asing hanya berproduksi untuk kepentingannya saja.

(1950) Jumlah perusahaan percetakan nasional (milik pribumi) di Jakarta meningkat menjadi 23 buah. 24 lainnya dimiliki warga asing (Belanda), sementara 86 lagi milik warga Tionghoa.

(1951) Dari data resmi, terdapat 150 perusahaan percetakan di Jawa TImur (75 di Surabaya, 18 di Malang, dan sisanya tersebar di daerah dan sekitarnya).

(1953-1954) Percetakan Negara melakukan proyek modernisasi percetakan yang ambisius dengan membeli sebuah mesin web-offset 4 warna.

(1969) Pemerintah Belanda bekerja sama dengan Departemen Pendidikan & Kebudayaan Indonesia mendirikan institusi pendidikan dan pelatihan SDM di bidang grafis, Pusat Grafika Indonesia (Pusgrafin) di Jakarta. Antara tahun 1969-1978, sekitar 2.000 orang mengikuti kursus composing, printing, binding, machine maintenance, lay-out, management, dll.

(1976) Sebanyak 385 mesin cetak offset diimpor ke Indonesia.

(1992) Teknologi Computer to Film (CTF) masuk ke Indonesia. Awalnya hanya percetakan-percetakan besar saja yang memilikinya. 1995, percetakan-percetakan menengah dan kecil mulai mengapdosi. Hingga tahun 1997, pengguna CTF bias dibilang sudah merata.

(2000) Masuknya teknologi Computer to Plate (CTP) mulai menggeser CTF dan ikut berdampak pada menurunnya bisnis repro. Dulu merek-merek yang terkenal untuk mesin ini adalah Heidelberg dan AGFA. Sekarang sudah mulai banyak pemain baru, seperti Screen, Scitex dan Basys Print.

PERKEMBANGAN TERAKHIR DI INDONESIA
Saat ini percetakan besar di Indonesia sudah mulai mengapdosi teknologi Computer to Press berupa direct imaging (memakai master) dan Computer to Print (tanpa master) yang banyak menggunakan teknologi mesin digital printing. Salah satu mesin cetak yang terkenal di kelas ini adalah HP Indigo. Bahkan percetakan-percetakan kini sudah melengkapi peralatannya tidak hanya untuk urusan pre-press, tapi juga post-press (proses finishing seperti cutting, binding, folding, stiching, embossing, dan lain-lain), sehingga percetakan menjadi bisnis one-stop service yang semakin berkembang.
(1970-an) Industri percetakan di seluruh dunia berganti ke teknologi offset. Dua perusahaan percetakan Cina terbesar, Sin Po dan Keng Po membeli mesin cetak rotasi untuk Koran yang tetap digunakan hingga 1970-an. Surat kabar Sinar Harapan (sejak 1961) dan Kompas (sejak 1965) pernah menggunakan fasilitas mesin printer ini hingga mereka memiliki mesin cetak sendiri tahun 1970-an.



itu saja yang bisa kami sampaikan buat sobat grafika :)
don't forget to say thanks 

Macam-Macam Teknik Cetak

19 komentar


Telah banyak dilansirkan dari beberapa media informasi kegrafikaan mengenai macam-macam teknologi teknik cetak. mungkin kita hanya mengenal beberapa teknik cetak yang paling produktif saja di indonesia, namun di luar sana teknik cetak sudah bermacam-macam, dengan segala media, bahan cetak dan permukaan cetak. menakjubkan!
sebagai refrensi, kita mau ngasih tau beberapa teknik cetak nih!

Berdasarkan Acuan cetak
Acuan tetap.
1. Cetak Datar (Offset)
2. Cetak Tinggi (Litografi dan Fleksografi/Flexografi)
3. Cetak Dalam (Rotogravure)
4. Cetak Khusus (Sablon/Cetak Saring)

Acuan Tidak Tetap
1. Electrophography (Elektron)
2. Ionography (Ion)
3. Magnetography (Magnet)
4. Ink-Jet
5. Thermography (Panas)
6. Photography (Cahaya)
7. X-Graphy (Sinar X)

di postingan kita kali ini, kita hanya menjelaskan teknik cetak dengan acuan tetap.
dan kita hanya akan memberi gambaran kecil dari tiap-tiap teknik cetak.

1. Cetak Datar (Offset)


   Cetak datar adalah teknik cetak dimana BTM (Bagian tidak mencetak) memiliki tinggi yang sama dengan BM (Bagian Mencetak). Prinsip kerja teknik cetak ini adalah dimana menggunakan acuan berupa pelat yang sudah terdapat bagian BM dan BTM, selanjutnya bagian BM akan menarik tinta sedangkan bagian BTM akan menarik air (tujuan BTM menarik air agar tinta tidak mengenai BTM, karena jika tinta menyinggung bagian BTM yang terjadi adalah hasil akhir tidak akan menampilkan image/gambar sesuai dengan pelatnya - Blank (Hitam semua)). Nah tinta yang sudah mengenai pelat selanjutnya akan ditransfer terlebih dahulu di Blangked (itulah sebab mengapa teknik cetak offset juga disebut dengan teknik cetak tidak langsung, karena acuan tidak langsung mengenai permukaan cetak, melainkan melalui perantara terlebih dahulu, dan hal itu juga yang menyebabkan image/gambar yang ada di pelat terbaca - Tidak terbalik). setelah mengenai blangked, selanjutnya ditransfer ke permukaan cetak (kertas), pemindahan tinta dari silinder blangked ke permukaan cetak dibantu olah silinder tekan (immpressi) bertujuan agar tinta yang dialihkan benar-benar tertransfer dengan baik.

2. Cetak Tinggi (Litografi dan Fleksografi/Flexografi)



   (Litografi) Pada teknik cetak ini, prinsipnya adalah BM (Bagian mencetak) lebih tinggi dibanding dengan BTM (Bagian Tidak Mencetak), jadi dengan mudah bagian yang mencetak mengambil tinta lalu dialihkan ke permukaan cetak, teknik cetak ini disebut dengan teknik cetak langsung, karena tinta langsung dialihkan dari bagian mencetak ke permukaan cetak. Nah, hal itu menyebabkan acuannya tidak terbaca (Terbalik).
   (Flexografi) Pada dasarnya flexografi juga memiliki prinsip yang sama dengan litografi, karena sama-sama menggunakan teknik cetak tinggi, namun perbedaannya terletak pada bahan acuan yang digunakan dan permukaan benda yang dicetaknya. Fleksografi menggunakan acuan cetak yang terbuat dari Anilin, sejenis karet/pelastik, hal ini bertujuan untuk mencapai fleksibelitas cetakan, karena sejatinya fleksografi adalah teknik cetak yang digunakan untuk mencetak permukaan yang bisa dikatakan tidak rata, bergelombang, bermotif, dll. teknik cetak fleksografik biasa digunakan dipabrik-pabrik kemasan, karena bahan-bahan yang dicetak juga biasanya digunakan pada pabrik-pabrik (contohnya Kardus, plastik, karet, mika, kaca, dll).

3. Cetak Dalam (Rotogravure)



   perbedaan yang menonjol dalam teknik cetak dalam ini adalah, acuannya yang berbeda bentuk dan bahan pembuatan acuannya yang tergolong rumit. pada teknik cetak ini, prinsip yang digunakan adalah BM (Bagian Mencetak) kedudukannya lebih rendah ketimbang BTM (Bagian Tidak Mencetak). jadi tinta akan masuk ke dalam celah-celah acuan, lalu untuk mencegar kelebihan tinta, digunakanlah doctor blade untuk meratakan bagian yang tidak mencetak agar tidak terdapat tinta. acuan rotogravure biasanya terbuat dari timah/tembaga, hal itulah yang membuat teknik cetak rotogravure jarang digunakan, sekalipun digunakan hanya untuk mencetak cetakan yang tergolong security printing (contohnya uang, cek, materai, dll).

4. Cetak khusus (sablon/cetak saring)


   sudah tak asing lagi ditelinga tentang cetak sablon ini, mungkin sobat sudah mengetahui apa saja alat dan bahan yang diperlukan. Namun, sekedar berbagi ilmu, kita akan sedikit menjelaskan tentang cetak sablon ini.
acuan cetak sablon tidak seperti teknik cetak lainnya, acuannya terbuat dari kain berpori (Screen) yang dimana jarak setiap lubang pori-pori disesuaikan dengan permukaan cetak yang ingin dicetak. prinsip kerjanya adalah screen dilapisi dengan cairan untuk menutup setiap pori-pori, lalu screen dijemur bersamaan dengan image yang ingin dibuat, tujuannya adalah untuk mengeringkan cairan tersebut, namun bagian screen yang tertutupi oleh image tidak akan kering. nah, setelah itu barulah dilakukan proses pelunturan cairan menggunakan air, tujuannya agar bagian screen yang terdapat image dapat dilalui oleh tinta.

nah itulah ulasan singkat mengenai teknik cetak yang biasa digunakan oleh kalangan umum.
don't forget to say thanks :)

 
iWowCrew © 2011 | Designed by Interline Cruises, in collaboration with Interline Discounts, Travel Tips and Movie Tickets